Profil

Foto saya
Nama Lengkap : SADARESTUWATI, Hj, SP. No. Anggota : A-388. Tempat Lahir : Jombang. Tanggal Lahir : 26 July 1970. Suami : Ir.H. Masykur Affandi, M.MA. Jenis Kelamin : Wanita. Komisi : V. Dapil : Jatim 8. Jabatan di Fraksi: Anggota. Jabatan di DPR-RI: Anggota Komisi V, anggota BURT, Bendahara POKSI Fraksi PDIP. Pansus : Panja RUU Rumah Susun, Panja Kereta Api. Jabatan di MPR-RI: Anggota. Jabatan di Partai: Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jatim. Perolehan Suara pada Pemilu 2009 : 117.193 Suara

15.9.10

Profil


Personal Information


Nama Lengkap : SADARESTUWATI, Hj, SP. M.MA
No. Anggota : A-388
Tempat Lahir : Jombang
Tanggal Lahir : 26 July 1970
Suami : Ir.H. Masykur Affandi, M.MA
Jenis Kelamin : Wanita
Komisi : V
Dapil : Jatim 8
Jabatan di Fraksi: Anggota
Jabatan di DPR-RI: Anggota Komisi V
Pansus : Panja RUU Rumah Susun
Jabatan di MPR-RI: Anggota
Jabatan di Partai: Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Dewan Pimpinan Daerah PDI
Perjuangan Jatim
Keterangan : Bendahara Poksi V Fraksi PDI Perjuangan DPR RI
Perolehan Suara pada Pemilu 2009 : 117.193 Suara

[+/-] Selengkapnya...

Anggota DPR RI Sadarestuwati Cek Kondisi Pemudik

Cirebon. Seputar Nusantara. Pada kunjungan lapangan dalam rangka pemantauan mudik Lebaran di Gebang, Kabupaten Cirebon- Jawa Barat, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Drs. Yoseph Umar Hadi,M.Si, MA, menyempatkan bersilaturahmi dan menyerap aspirasi para nelayan di Gebang Mekar- Cirebon, Minggu 5 September 2010. Para nelayan meminta kepada pemerintah agar dapat membuatkan senderan.

Selain itu, rombonghan anggota DPR juga bertemu dengan pemudik bernama Soenaryo ( 26 th ) bersama isteri, 2 anak, mertua dan saudaranya, pedagang sayur di Tanah Kusir, Kebayoran Lama- Jakarta Selatan mudik pakai motor. Soenaryo mudik Lebaran bersama para pedagang sayur lainnya ( dengan menggunakan 5 motor tosa). Berangkat dari Jakarta pada Minggu ( 5 september ) pukul 11.00 WIB menuju Kota Batik Pekalongan – Jawa Tengah.

” Tadi saya menjumpai motor Tosa. Dipakai sekeluarga utk mudik. Menarik idenya, tapi lebih aman kalau menggunakan motor seperti Tosa dengan 3 atau 4 penumpang,” ungkap Yoseph Umar Hadi, Wakil Ketua Komisi V DPRI RI...

[+/-] Selengkapnya...

Angka Kecelakaan Tinggi karena Kurang Sosialisasi

13 Sep 2010
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang didominasi kendaraan roda dua atau motor lebih disebabkan kurangnya sosialisasi. Hal itu dikatakan anggota Komisi V DPR Sadarestuwati.

Berdasarkan data dari sejumlah daerah yang diperolehnya, jumlah kecelakaan selama mudik Lebaran dari 3–11 September mencapai 1.013 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 216 orang meninggal dunia, 290 orang mengalami luka berat, 566 orang luka ringan, dengan total kerugian material ditaksir mencapai Rp 3,8 miliar. Sebelumnya, jumlah kecelakaan hingga 10 September 2010 mencapai 927 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 182 jiwa, luka berat sebanyak 261, luka ringan 497 orang, dan kerugian materiil sebanyak Rp 3,1 miliar.

"Kecelakaan yang paling banyak dialami para pengendara...

[+/-] Selengkapnya...

Sadarestuwati: “KPDT Tulang Punggung Pembangunan”

Dua puluh tahun lagi, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) mesti ditiadakan. Pasalnya, nanti Indonesia sudah tidak punya beban lagi untuk mengurusi daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Itulah prediksi Sadarestuwati, anggota Komisi V DPR RI masa bakti 2009-2014, saat berbincang dengan Majalah Akselerasi, baru-baru ini. Menurut politisi asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, jangan pernah berpikir bahwa KPDT selamanya diperlukan pemerintah. Lantas, bagaimana wanita kelahiran Jombang, Jawa Timur, ini menyoroti program dan kinerja KPDT? Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, apa urgensi adanya KPDT ?...

[+/-] Selengkapnya...

Pembangunan Infrastruktur Harus Terpadu dan Saling Mendukung

Jakarta. Seputar Nusantara.
Permasalahan infrastruktur yang mendominasi adalah infrastruktur dasar jalan-jalan di daerah keadaannya mengalami penurunan kualitas. Pengembangan infrastruktur dasar seperti jalan, akan menciptakan kerangka landasan pembangunan daerah, karena dengan terwujudnya infrastruktur dasar mendorong perkembangan sektor-sektor pembangunan. Pembangunan infrastruktur dasar harus terkoordinasi antara Pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sehingga tercapai program pembangunan di daerah-daerah yang terpadu dan saling mendukung.

Hal tersebut disampaikan oleh Hj. Sadarestuwati, SP, M.MA, anggota Komisi V, yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI...

[+/-] Selengkapnya...

Pulang Kampung, Sadarestuwati Pantau Arus Mudik

13 Sep 2010 20:12
Senayan - Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Pepatah ini sepertinya kini berlaku bagi anggota Komisi V DPR Sadarestuwati. Momentum mudik ke kampung halamannya di Jawa Timur, dimanfaatkan sekaligus untuk memantau secara dekat bagaimana sesungguhnya pelaksanaan mudik lebaran tahun ini.

"Saya memantau baik dari infrastruktur dan moda transportasinya. Mengingat aspek tersebut merupakan bidang pengawasan yang menjadi domain Komisi V," ujarnya saat dihubungi jurnalparlemen.com, Senin (13/9).

Politisi PDIP ini menjelaskan...

[+/-] Selengkapnya...

Komisi V Minta Menpera Segera Benahi Masalah Perumahan Rakyat

02-Sep-2010

Masalah perumahan rakyat pertahunnya selalu mengalami peningkatan yang dikarenakan semakin terlihatnya jarak atau kesenjangan antara daya beli masyarakat dengan harga jual rumah yang ada sekarang ini. Hal tersebut disampaikan oleh Sonny Waplau (F-PD) pada saat Raker dengan Kemenpera di Ruang Rapat Komisi V, Kamis (2/9).

Sadarestuwati (F-PDIP) menambahkan , masalah perumahan yang berkembang saat ini di masyarakat setidaknya dapat segera dibenahi dengan APBN 2011. “Saya menginginkan dalam APBN 2011 ini dana bantuan yang diberikan kepada rakyat, dapat disesuaikan dengan daerahnya. Karena harga bahan bangunan satu daerah dengan daerah lainnya pasti berbeda,” jelasnya.

Selain itu, dia berharap agar Program Rumah Swadaya...

[+/-] Selengkapnya...

PT KERETA API DIMINTA PERHATIKAN PENUMPANG KELAS EKONOMI

Jakarta, 4 September 2010 (Business News)

Kereta api merupakan salah satu moda transportasi favorit pilihan masyarakat yang akan mengadakan perjalanan mudik ke kampung halaman. Dipilih kereta api karena murah, aman, cepat, dan dapat menampung banyak penumpang. Tetapi karena keterbatasan jumlah gerbong, hampir setiap pelaksanaan arus mudik lebaran terlihat penumpukan penumpang di stasiun-stasiun pemberangkatan.

Komisi V DPR minta PT Kereta Api memperhatikan penumpang kelas ekonomi yang akan melakukan perjalanan mudik lebaran tahun 2010. Dalam rangka persiapan melihat persiapan arus mudik Lebaran tahun 2010, Komisi V DPR melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke sejumlah stasiun kereta api, yang berada dalam wilayah kerja atau daerah operasi II (Bandung-Tasikmalaya), IV (Purwokerto), dan V (DI Yogyakarta).

Direktur Lalu Lintas Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian...

[+/-] Selengkapnya...

23.8.10

Anggota DPR Disambati Maraknya Pencurian Sapi

Kunjungan anggota komisi V DPR RI, Hj Sadarestuwati, ke Kecamatan Plandaan, Jombang disambati oleh warga terkait maraknya pencurian sapi. Selain itu, anggota dewan dari PDI Perjuangan ini juga disambati tentang hama bulai yang menyerang tanaman jagung, Sabtu (14/8/2010).

Kepala Desa Plandaan, Wahyu Wicaksono, mengatakan sejak dua bulan terakhir ini warga diresahkan oleh maraknya pencurian sapi. Hingga saat ini kata Wahyu sudah ada...

[+/-] Selengkapnya...

Komisi V Minta Perbaikan Jalur Mudik Dipercepat

Anggota Komisi V DPR, Sadarestuwati menyangsikan, perbaikan ruas jalan jalur Pantura dan Selatan, bakal selesai pada H-10 lebaran tahun ini. Selama sidak dan kunjungan kerja yang di lakukan komisi V pekan lalu, masih banyak jalan yang kondisinya rusak dan belum diperbaiki.
"Saya tidak yakin, hingga H-10 mudik lebaran nanti, seluruh perbaikan jalan di jalur Pantura sudah dapat diselesaikan," ujar anggota Dewan dari Fraksi PDIP...

[+/-] Selengkapnya...

KA Rapih Doho 'Nyungsep' Nyaris Seruduk Permukiman

Kereta Api (KA) Rapih Doho Jurusan Surabaya-Malang anjlok dari rel akibat salah mengambil jalur rel dan masuk jalur lansiran di dekat Stasiun Jombang, Sabtu (14/8). Tidak ada korban jiwa maupun luka dari sekitar 300 penumpang akibat kecelakaan tersebut.Kendati sempat dihinggapi kepanikan, ratusan penumpang tetap melanjutkan perjalanan, dengan berganti angkutan, yakni dengan menggunakan bus umum.Kecelakaan tersebut terjadi sekitar 11.30 WIB. Saat itu, KA Rapih Doho dengan nomor loko K3 66709 CC dengan rangkaian delapan gerbong, bertolak dari Stasiun KA Jombang. KA berada di jalur tiga, dan berjalan ke arah barat dengan kecepatan sedang. Menjelang jarak sekitar 500 meter, KA bermaksud hendak pindah jalur.Namun, ketika pindah jalur, KA mendadak tak pindah jalur yang seharusnya. Lokomotif malah berjalan memasuki jalur baduk (jalur yang digunakan untuk lansiran). Mengetahui itu awak KA langsung melakukan pengereman. Beruntung karena kecepatannya masih sedang, tak lama KA berhenti,” kata Riko, penumpang asal Tulungagung.

[+/-] Selengkapnya...

BMKG Prediksi Kemarau Hanya 2 Bulan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada bulan September - Oktober mendatang akan terjadi angin yang cukup ekstrim yaitu puting beliung dan angin bahorok.
Pasalnya pada bulan tersebut terjadi peralihan musim, yakni dari kemarau ke musim penghujan.
Angin yang cukup ekstrim itu waktunya cukup singkat antara 5 hingga 10 menit. Meski demikian, imbas dari mengamuknya angin tersebut cukup besar.
"Jadi perlu untuk diwaspadai. Ada yang menyebutnya angin puting beliung, ada pula yang menyebut angin bahorok. Yang pasti daya rusaknya cukup besar," kata Kepala BMKG pusat, Sri Woro B Harijono, saat mengunjungi pusat pelatihan pertanian di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Jombang, Sabtu (3/7/2010), bersama anggota komisi V DPR RI, Hj Sadarestuwati...

[+/-] Selengkapnya...

LAUNCHING HARI TATA RUANG 2010

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto bersama Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo didampingi Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati, Wakil Menteri Hermanto Dardak, Sekjen Kementerian PU Agoes Widjanarko dan jajaran Kementerian PU membuka Launching peringatan Hari Tata Ruang 2010 hari ini (1/8) di Jakarta.

Hari Tata Ruang 2010 mengangkat tema Smart Green City Planning atau...

[+/-] Selengkapnya...

Serap Aspirasi Wakil Rakyat dengan Petani Desa Plandaan

PARA petani didorong untuk lebih efisien dalam kegiatan produksinya. Sebab, di tengah banyaknya ancaman terhadap produksi pertanian, kian mengefektifkan produksi, dipandang sebagai langkah cerdas menyiasati musim dan pasar.

Begitu dikatakan anggota DPR RI Sadarestuwati, kala serap aspirasi ke kelompok petani di Desa Plandaan Kecamatan Plandaan, Sabtu (14/8) lalu. ''Misalnya soal wereng. Memang sudah diketahui kalau bibit hibrida itu tidak tahan wereng. Maka jangan tanam itu," katanya. Penanaman bibit hibrida harus disesuaikan dengan...

[+/-] Selengkapnya...

Tidak Semua Anggota DPR Tukng Bolos

Protes masyarakat akan kinerja anggota DPR, seperti yang dilakukan oleh Pong Harjatmo, salah satu artis senior Indonesia, beberapa hari yang lalu di atap gedung DPR RI, dengan menuliskan ‘Tegas, Jujur, Adil’, menimbulkan banyak pertanyaan dan kritikan dari berbagai kalangan. Sadarestuwati, Anggota DPR RI dari Komisi V, mengatakan bahwa aksi itu merupakan aksi simpatik yang sah-sah saja dilakukan. Ini juga merupakan bentuk evaluasi dan teguran bagi para wakil rakyat atas kinerjanya selama ini. “Apa yang dilakukan Mas Pong Harjatmo, Bukan menjadi masalah dan hal itu sah-sah saja, dan itu juga merupakan teguran bagi para anggota DPR, walaupun tidak semua seperti itu,” kata Estu...

[+/-] Selengkapnya...

Sektor Transportasi Perlu Law Enforcement

Politikindonesia - Banyak hal yang menyumbang penyebab maraknya, kecelakaan transportasi di Indonesia. Bukan hanya cuaca buruk semata. Ego sektoral kementerian terkait, diabaikannya standar keselamatan penumpang oleh berbagai moda transportasi, serta armada transportasi yang tidak laik jalan jadi penyebabnya. Paling mendasar, lemahnya law enforcement atas jaminan keselamatan penumpang.

Demikian diungkapkan Hj Sadarestuwati SP, M.MA, anggota...

[+/-] Selengkapnya...

24.7.10

KOMISI V MINTA PT KAI PERBAIKI SDM


19-Jul-2010
Komisi V DPR RI minta PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperbaiki sumber daya manusia (SDM) yang ada dijajarannya. Permintaan ini diajukan terkait dengan terjadinya musibah kecelakaan kereta api, terutama yang terjadi baru-baru ini pada kereta api Logawa.

Demikian dikatakan beberapa anggota Komisi V DPR saat Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Perkeretaapian, Direktur PT KAI dan Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Senin (19/7) yang dipimpinWakil Ketua Komisi V Yoseph Umar Hadi (F-PDIP).

Joseph mengatakan, Komisi V memprihatinkan terjadinya musibah kecelakaan kereta api Logawa yang terjadi pada 29 Juni 2010. Bahkan, kata Yoseph, pada rapat paripurna pembukaan masa persidangan, Ketua DPR RI meminta Komisi V menindaklanjuti terjadinya musibah kecelakaan yang merenggut enam nyawa dan 74 korban luka-luka.

“Saya berharap kejadian ini bukan merupakan puncak gunung es, tapi kejadian ini merupakan pintu masuk untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di perkeretaapian kita,” katanya.

DPR dan Pemerintah harus mencari solusi terhadap persoalan kereta api dan mencari akar permasalahan sampai terjadinya musibah itu. Jangan sampai kepercayaan masyarakat luntur untuk menggunakan transportasi kereta api yang terkenal aman, nyaman dan murah. Tentunya kepercayaan ini harus tetapi dijaga, agar kereta api tetap menjadi sarana transportasi andalan di pulau Jawa.

Anggota Fraksi Partai Demokrat Adji Masaid menanyakan, apakah jumlah masinis yang ada di PT KAI yang bersertifikasi sudah mencukupi. “Jangan sampai overload yang menyebabkan terjadinya human error,” kata Adji.

Karena kelalaian dari SDM ini akan berakibat fatal yang mengakibatkan banyaknya korban manusia. Masalah sertifikasi ini sangat penting dan harus menjadi perhatian serius dari PT KAI.

Sementara Sadarestuwati (F-PDIP) minta KNKT dan PT KAI menyelidiki lebih serius patahan yang terjadi pada bantalan kereta api. “Apakah patahan itu bukan karena adanya unsur kesengajaan,” tanyanya. Menurutnya, terjadinya patahan itu halus sekali dan seperti disengaja.

Walaupun belum ada laporan final sebab-sebab terjadinya musibah tersebut, namun dia meminta jajaran PT KAI untuk lebih meningkatkan pengawasannya untuk mengontrol seluruh sarana dan prasarana perkeretaapian yang digunakan tertutama jalur-jalur yang dilalui jalan kereta api.

Pada kesempatan tersebut Dirjen Perkeretaapian Tunjung Irwandi mengatakan, dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut penyebab kecelakaan kereta api masih didominasi oleh faktor SDM.

Tunjung menambahkan, keselamatan menjadi tanggungjawab semua pihak baik Pemerintah, penyelenggara maupun masyarakat.

Dia menjelaskan, penyebab perjadinya kecelakaan kereta api logawa diantaranya adalah sistem rem yang tidak bekerja dengan baik, kelebihan beban, kurangnya perawatan sarana, tidak menggunakan suku cadang yang standar, masinis tidak melaksanakan standart operasional prosedur dan karena faktor fisik.

Berdasarkan hasil investigasi sementara diketahui salah satu penyebab kecelakaan kereta api tersebut karena masinis kereta api logawa melanggar batas kecepatan yang diijinkan. Selain itu, rangkaian kereta api tersebut menggunakan bogie K7 yang sudah berumur lebih dari 40 tahun, padahal seharusnya menggunakan bogie K5.

Atas kejadian tersebut, pihak PT KAI telah memberikan sanksi yang berupa pembekuan sementara sertifikat masinis dan asisten masinis dan memberikan teguran kepada PT KAI untuk meningkatkan faktor keselamatan.

Sedang Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, pihaknya belum bisa menyampaikan penyebab terjadinya kecelakaan kereta api Logawa, karena penyelidikan masih berlangsung dan sementara ini masih baru berupa draft yang harus diuji kembali kebenarannya.

KNKT, kata Tatang, mempunyai batas waktu maksimal enam bulan untuk bisa menyelesaikan sebab-sebab terjadinya musibah tersebut.

Namun dari fakta-fakta yang dikumpulkan dari terjadinya musibah tersebut terjadi kerusakan pada bantalan beton, dan ditemukan rel rusak sepanjang 400 meter.

Selain itu, terdapat 1.194 klep yang mudah putus, terjadi gangguan pada rel dan saat terjadinya musibah tersebut lokasi pada lengkung terkecil berbentuk huruf S. Sementara pada faktor masinisnya, kereta api tersebut dijalankan dengan kecepatan 89 km per jam.

Menurut Tatang, dalam kurun waktu empat tahun terakhir sebetulnya kecelakaan transportasi kereta api sudah banyak mengalami penurunan. Tahun 2008 ada 45 kasus yang ditangani KNKT, tahun 2009 naik menjadi 47 kasus dan tahun 2010 hampir turun 65 persen menjadi 20 kasus.

Namun dengan kejadian kecelakaan tersebut menambah lagi kasus yang ditangani KNKT menjadi 21 kasus. Dia berharap kejadian itu tidak terulang kembali sehingga tidak menambah daftar accident perkeretaapian nasional.

[+/-] Selengkapnya...

KOMISI V MINTA KPPU TINJAU ULANG PUTUSAN TERHADAP SEMBILAN MASKAPAI


19-May-2010
Komisi V DPR RI minta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk meninjau ulang putusan terhadap sembilan maskapai penerbangan adanya dugaan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Hal itu mengemuka saat...Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Perhubungan Udara, KPPU, dan sembilan maskapai penerbangan, Rabu (19/5) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V Muhidin M. Said (F-PG).

Kesembilan maskapai tersebut adalah PT Garuda Indonesia, PT Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara Airlines, PT Mandala Airlines, PT Travel Express Aviation, PT Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi, PT Metro Batavia dan PT Kartika Airlines. Dugaan pelanggaran itu berkaitan dengan penetapan harga Fuel Sucharge dalam industri jasa penerbangan domestik.

Yang dimaksud Fuel Surcharge di sini adalah, tambahan biaya yang dikenakan oleh perusahaan penerbangan karena harga avtur di lapangan melebihi harga avtur pada perhitungan biaya pokok.

Dalam hal ini, Majelis Komisi menilai terdapat perjanjian tertulis terkait dengan penetapan fuel surcharge pada tanggal 4 Mei 2006. Yaitu berdasarkan Berita Acara Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge yang ditandatangani Ketua INACA, Sekretaris Jenderal INACA dan sembilan angkutan udara niaga.

Berita Acara tersebut menyepakati pelaksanaan fuel surcharge mulai diterapkan pada tanggal 10 Mei 2006 dengan besaran yang diberlakukan pada setiap penerbangan dikenakan rata-rata Rp 20.000 per penumpang.

Terhadap masalah tersebut, Epyardi Asda (F-PPP) mengatakan, sebaiknya permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik secara musyawarah dan mufakat. “Apa jadinya jika sembilan maskapai itu melakukan boikot untuk tidak melakukan penerbangan,” katanya.

Dalam perkara tersebut, KPPU memutuskan besaran denda dan ganti rugi yang harus dibayarkan terhadap pelanggaran tersebut diantaranya adalah PT Garuda Indonesia sebesar Rp 187 miliar, PT Merpati Rp 61 miliar dan PT Lion Air Rp 126 miliar.

“Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Merpati membayar denda yang sedemikian besarnya, untuk menggaji karyawannya saja mereka kesulitan,” tambahnya.

Sementara itu, anggota Fraksi Partai Demokrat Etha Bulo mengatakan, seharusnya KPPU lebih bijaksana melihat permasalahan ini. Tidak kita pungkiri Merpati Airlines adalah maskapai pemerintah yang menjangkau wilayah-wilayah terpencil terutama di kawasan timur Indonesia.

Menurutnya, banyak kabupaten-kabupaten di Papua, satu-satunya alat transportasinya hanya menggunakan jalan udara. “Bagaimana jadinya kalau maskapai penerbangan ini tidak beroperasi, karena dia bangkrut,” kata anggota dapil Papua ini.

Seharusnya, KPPU dapat membina maskapai-maskapai penerbangan ini, bukan hanya menakui-nakuti dengan besarnya denda yang harus dibayarkan. Sebab kalau bukan kita sendiri siapa yang akan membesarkan penerbangan lokal kebanggaan kita bersama,” tambahnya.

Jika rumor adanya boikot untuk tidak melakukan penerbangan ini benar, tentunya akan mengganggu stabilitas keamanan dan roda perekonomian kita.

Sementara itu, anggota FDI Perjuangan, Sadarestuwati menanyakan langkah-langkah apa yang telah dilakukan pemerintah dalam mencari solusi dengan KPPU.

Dia berharap, kejadian ini tidak merusak citra penerbangan kita, yang mulai 1 Juni nanti Garuda sudah diijinkan melakukan penerbangan ke Eropa setelah sekian lama dilarang melakukan penerbangan ke kawasan tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti Singayuda mengatakan, terhadap kasus tersebut pihaknya telah berkomunikasi secara maraton dengan KPPU untuk mencari solusi yang terbaik terhadap sembilan maskapai itu.

Herry menganggap kasus tersebut bukanlah dikategorikan kartel dan menurut UU Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, hal itu sah-sah saja dilakukan. Jadi, katanya, perlu ada sinkronisasi antara UU Nomor 5/1999 dengan UU Nomor 1/2009.

Sementara Ketua KPPU mengatakan, keputusan ini diambil berdasarkan kajian yang cukup lama (1 tahun) dan telah dilakukan monitoring. Dari hasil ini diperoleh bukti-bukti terjadinya pelanggaran.

Namun katanya, tidak semua keputusan KPPU sifatnya final, karena pihak terlapor masih bisa melakukan keberatan.

Dia juga sependapat jika ke depan perlu dilakukan harmonisasi UU yang terkait, khususnya Undang-undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan Undang-undang tentang Penerbangan.

[+/-] Selengkapnya...

KOMISI V SOROTI ANGKUTAN MASSAL YANG TIDAK LAYAK JALAN


04-Feb-2010
Beberapa anggota Komisi V DPR RI mempertanyakan bagaimana jajaran Dinas Perhubungan darat dalam melakukan uji emisi bagi angkutan massal. Mereka melihat masih banyak angkutan massal yang setiap hari beroperasi, tapi kendaraan tersebut sudah tidak layak jalan.

Pertanyaan tersebut diajukan saat... Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Perhubungan Darat dan jajarannya, PT DAMRI dan PT Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP), Kamis (4/2) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V Muhidin M. Said (F-PG).

Seperti dikatakan Sadarestuwati anggota Fraksi PDI Perjuangan, dia melihat di Jakarta masih banyak Metro Mini, Kopaja, atau bus-bus yang kondisi luarnya saja sudah dapat dinilai kendaraan tersebut tidak layak jalan. Kendaraan-kendaraan tersebut knalpotnya mengeluarkan asap hitam dan jalannya tidak bisa melaju dengan kecepatan rata-rata. “Bisa dikatakan kendaraan itu jika diperiksa pasti tidak akan lulus uji emisi,” katanya.

Namun yang mengherankan, tambahnya, kendaraan dengan kondisi seperti itu masih berlalulalang bebas mengangkut penumpang yang begitu padatnya. Untuk angkutan massal seperti ini apakah ada pengkhususan diperbolehkan jalan walaupun dalam kondisi tidak layak,” tanyanya.

Dia mengingatkan, walaupun sarana transportasi ini untuk kalangan masyarakat kecil, hendaknya pemerintah memperhatikan kelayakan jalan dari alat transportasi ini. Karena ini menyangkut sekian banyak nyawa manusia yang juga harus diperhatikan keselamatannya.

Bahkan Restu juga mengingatkan, Pemerintah jangan hanya memikirkan sarana transportasi untuk kalangan menengah ke atas, tapi juga memikirkan alat transportasi kalangan ekonomi lemah, baik dari segi kenyamanan maupun keselamatannya.

Hal senada juga disampaikan anggota dari fraksi yang sama, Lasarus mengatakan sudah bukan rahasia lagi saat uji emesi dilakukan seringkali terjadi kompromi antara petugas dengan supir angkutan.

“Ini merupakan PR lama yang hingga kini belum ada keinginan dari para pelaku transportasi darat untuk melakukan perbaikan yang signifikan,” katanya.

Lasarus menanyakan sampai kapan Pemerintah akan membiarkan hal ini berlangsung terus, apakah mau menunggu semakin banyaknya jatuh korban jiwa. Padahal seharusnya kita juga tahu bahwa terjadinya kecelakaan transportasi massal juga sering diakibatkan kondisi kendaraan yang tidak layak jalan.

Pada kesempatan tersebut, anggota Komisi V lainnya H. Usman Ja’far (F-KB) mengusulkan perlunya dilakukan evaluasi terhadap proyek perintis bus-bus pemerintah.

Menurut Usman, apabila proyek ini sudah bisa dilaksanakan oleh swasta sebaiknya proyek perintis ini dihentikan dan dilaksanakan dikota-kota lain yang membutuhkan keperintisan.

Dia mencontohkan, seperti Pontianak – Kuching tidak perlu perintis lagi, karena sudah banyak swasta yang sudah bisa melaksanakannya. Proyek perintis bus-bus pemerintah yang perlu didukung, kata Usman, adalah jalur Pontianak – Brunei Darussalam yang memang membutuhkan keperintisan ini.

Terhadap permasalahan angkutan massal ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso mengatakan, tahun 2010 ini kementeriannya telah menganggarkan untuk rehabilitasi fasilitas keselamatan lalu Lintas dan Angkutan jalan (LLAJ).

Ditjen Perhubungan Darat pada Tahun 2010 memperoleh pagu anggaran sebesar Rp 1.838.442.619,-. Untuk pengembangan angkutan jalan memperoleh pagu anggaran sebesar Rp 714.045.402,-.

Diantara program pembangunan prasarana dan fasilitas LLAJ di tahun 2010, kementeriannya juga memasukkan anggaran untuk pengadaan dan pemasangan alat pengujian kendaraan bermotor dan pengembangan sistem uji tipe kendaraan bermotor.

Dalam pengembangan angkutan umum massal, kata Suroyo, pihaknya juga telah memasukkan pengadaan bus besar Euro II Engine sebanyak 25 unit. Hal ini sebagai wujud implementasi pengembangan angkutan umum massal yang handal dan berkelanjutan pada transportasi perkotaan.

Suroyo menambahkan, penataan angkutan umum massal perkotaan ini dilakukan guna melakukan reformasi angkutan umum massal baik dari segi kelembagaan operator, pelayanan dan operasional.

Sementara untuk proyek perintis bus pemerintah, pihaknya memprogramkan subsidi operasi keperintisan angkutan jalan yang dioperasikan guna melayani 134 lintas di 22 provinsi dengan anggaran sebesar Rp 48,2 miliar.

Menurut Suroyo, program peningkatan aksesibilitas daerah terisolir/perbatasan ini dimaksudkan untuk pertumbuhan ekonomi regional/nasional yang didukung oleh prasarana dan sarana perhubungan darat lainnya yang terintegrasi.

[+/-] Selengkapnya...

PROGRAM BEDAH DESA DI KEMENTERIAN PDT DIMINTA DIKAJI LEBIH DALAM


18-Jan-2010
Anggota Fraksi Partai Golkar Josef. A. Nae Soi meminta Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal (PDT) untuk mengkaji lebih dalam bedah desa terpadu yang telah diprogramkan di tahun 2010. Menurut Josef, program bedah desa ini sangat bagus dalam tatanan konsepsional, tapi... dalam tataran realistis, hal ini perlu pengkajian luar biasa.

Demikian disampaikan pada rapat kerja dengan Menteri Negara Pembangunan Daerah tertinggal dan jajarannya, Senin (18/1) yang dipimpin Ketua Komisi V Taufik Kurniawan (F-PAN).

Josef mengatakan, kajian ini perlu dilakukan dalam rangka untuk melihat bagian-bagian mana saja yang belum dikerjakan oleh departemen lainnya. Sebab, kata Yosef, yang namanya bedah itu berarti mengoperasi, mana yang sudah dikerjakan dan mana yang belum. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah tumpang tindih program yang sama dikerjakan oleh departemen yang berbeda.

“Bagian yang belum inilah yang seharusnya diprioritaskan untuk dikerjakan oleh Kementerian PDT,” kata Josef.

Dia mencontohkan seperti di daerah Kalimantan Selatan ada bantuan di daerah tertinggal berupa ternak sapi. Bantuan sapi itu diberikan oleh Menteri Pertanian dan juga oleh Kementerian PDT. Sehingga mereka menanyakan apa perbedaan bantuan yang diberikan oleh Menteri Pertanian dengan Kementerian PDT.

Oleh sebab itu kalau ini dibedah, maka harus lebih fokus dikerjakan Kementerian PDT, tidak dikerjakan menteri-menteri yang lain. Karena masih banyak program lain yang belum dikerjakan oleh departemen-departemen terkait, dan inilah yang semestinya dikerjakan oleh Kementerian Daerah Tertinggal.

“Saya kira fokusnya akan menjadi lebih terarah, dan jajaran Kementerian PDT lebih tahu tugas-tugasnya, dan ini baru namanya bedah desa,” imbuhnya.

Josef menambahkan, guna menunjang kegiatan tersebut, sebaiknya Kementerian PDT membuat data base, kegiatan apa yang dikerjakan kementerian ini dan kegiatan apa yang belum dikerjakan oleh departemen lain.

Sementara itu, beberapa anggota Komisi V DPR mendukung usulan penambahan anggaran Tahun 2010. Seperti disampaikan Sadarestuwati (F-PDIP) yang mengatakan, Komisi V mendukung penuh penambahan tersebut sepanjang untuk mendukung program-program pembangunan daerah tertinggal.

Dukungan ini memang diperlukan mengingat tugas kementerian ini sangat berat, merubah daerah tertinggal menjadi lebih maju.

Bahkan Ali Wongso Halomoan Sinaga (F-PG) mengatakan, jangankan tambahan Rp 500 milyar, lebih dari itu seharusnya juga didukung dalam rangka efektifitas program yang dijalankan kementerian ini.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Negara PDT Ahmad Helmy Faishal Zaini meminta dukungan Komisi V DPR penambahan anggaran sebesar Rp 500 milyar yang dimasukkan dalam APBN-P. Tambahan anggaran ini akan dialokasikan untuk pembangunan pedesaan di daerah tertinggal. Tahun 2010, Kementerian PDT mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 927,16 milyar.

Menurut Helmy, sasaran pengentasan daerah tertinggal sampai dengan tahun 2014 untuk daerah luar Jawa sedikitnya 50 kabupaten dan target pengentasan seluruhnya untuk Pulau Jawa.

Progres pengurangan jumlah daerah tertinggal setelah dievaluasi pada akhir tahun 2009 sebanyak 50 kabupaten. Hal ini dapat terjadi berkat kerja sama seluruh stakeholder serta dukungan Komisi V DPR.

Salah satu contohnya adalah meningkatnya anggaran Kementerian PDT dari 19 persen pada awal tahun 2005 menjadi 57 persen pada akhir tahun 2008.

Namun, katanya, dengan adanya 34 kabupaten Daerah Otonom Baru (DOB) pemekaran dari daerah tertinggal, maka pada tahun 2010-2014 ditetapkan 183 kabupaten sebagai daerah tertinggal.

[+/-] Selengkapnya...

KOMISI V LAKUKAN KOMUNIKASI INTENSIF SERAP ASPIRASI JAMBI


07-Des-2009
Komisi V DPR pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2009-2010 akan melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Provinsi Jambi. Dalam kunjungan tersebut, Tim Kunker Komisi V akan melakukan komunikasi intensif untuk melaksanakan fungsi pengawasan atas pelaksanaan UU termasuk APBN dan menyerap berbagai aspirasi yang terkait dengan bidang tugas Komisi V.

Bidang Tugas Komisi V Pekerjaan Umum, Perhubungan, Perumahan Rakyat, Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan Metreologi dan Geofisika, dan Basarnas

Selama Kunker di Jambi, Tim Komisi V akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Jambi beserta jajarannya, Sekretaris Dewan DPRD Provinsi Jambi beserta jajarannya, Kepala Bandara Sultan Thaha, Kepala Kantor BMG dan Basarnas.

Selain itu, Tim akan melakukan penijauan lapangan antara lain terminal baru Bandara Sultan Thaha, Kawasan Siap Bangun jalan masuk Perumahan PNS Kenali Asam Kota Jambi, Peninjauan Jalan Lingkar Intake Sijenjang-Jembatan Batang Hari II- Pelabuhan Muara Sabak, Peninjauan ruas jalan Jambi-Muara Bulian-Muara Trembesi Sarolangun, peninjauan daerah tertinggal (PLTS Desa Nipah, Mersip, PLTMH Desa Kasiro) serta Daerah Irigasi Batang Sai (Rencana lokasi bendung di desa Benso).

Tim Kunker Komisi V ke Provinsi Jambi dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Muhidin Muhammad Said, diikuti sejumlah Anggota Komisi diantaranya CP. Samiadji Massaid (F-PD), Etha Bulo (F-PD), Roestanto Wahidi (F-PD), Agung Budi Santoso (F-PD), Riswan Tony DK (F-PG), Eldie Suwandie (F-PG), Bambang Sutrisno (F-PG), Roem Kono (F-PG), Malkan Amin (F-PG), Nusyirwan Soejono (F-PDIP), Sadarestuwati (F-PDIP), Sudjadi (F-PDIP), Yudi Widia Adia (F-PKS), Bakri HM (F-PAN), Yasti Soepredjo Mokoagow (F-PAN), Epyardi Asda (F-PPP), Nur Iswanto (F-Gerindra) dan Akbar Faisal (F-Hanura).

Selain ke Provinsi Jambi, pada Reses Masa Persidangan I ini Komisi V juga melakukan Kunker ke Provinsi Maluku Utara. Tim Kunker ke Provinsi Maluku Utara dipimpin oleh Taufik Kurniawan (F-PAN).

[+/-] Selengkapnya...

Terkait Korban Lapindo - KOMISI V MINTA SEGERA TUNTASKAN PROSES GANTI RUGI


03-Feb-2010
Komisi V DPR RI minta Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) segera menuntaskan proses ganti rugi korban lumpur lapindo. Hal ini mengingat masih adanya korban lapindo yang mengeluhkan belum mendapatkan ganti rugi atau bahkan terlambat penggantiannya.

Demikian disampaikan anggota F-PDI Perjuangan Sadarestuwati...pada Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dan jajarannya, Rabu (3/2) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V H. Mulyadi (F-PD).

Sadarestuwati mengatakan, belum lama ini dia mendapat keluhan dari korban lapindo yang menyampaikan masalah ganti rugi yang pemberiannya terlambat.

Bahkan Restu melihat korban lapindo yang tidak termasuk dalam Peta Area Terdampak (PAT) tetapi sudah mendapatkan bantuan sosial masih terombang ambing perasaan kekhawatiran apakah akan melepas rumahnya atau tidak. Tetapi kalau mereka tetap tinggal di lokasi itupun tidak diperbolehkan.

Dia juga menyampaikan ada warga yang menempati rumah yang sudah tidak layak huni, namun tidak termasuk dalam PAT. Warga tersebut juga belum mendapatkan bantuan sosial sedikitpun.

Untuk itu dia berharap apa yang menjadi tanggung jawab BPLS khususnya yang masuk PAT dapat segera diselesaikan. Restu juga berharap BPLS dapat mendesak PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) untuk segera menyelesaikan tanggung jawabnya, sehingga BPLS tidak terkendala dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Disadari bersama, BPLS tidak dapat bekerja optimal karena masih adanya permasalahan-permasalahan dimana BPLS tidak mungkin bisa menyelesaikan tanpa diselesaikannya permasalahan yang menyangkut PT MLJ.

“Ini dampaknya luar biasa kalau sampai tanggul jebol lagi akan memakan biaya yang luar biasa jumlahnya,” kata Restu. Dia berharap, BPLS dapat menjadi jembatan antara korban lapindo dengan PT Minarak untuk menyelesaikan proses ganti rugi ini.

Kepala BPLS Sunarso mengatakan, sejauh ini penanganan jual beli tanah di tiga desa sampai dengan tanggal 5 Januari 2010 dari 1.788 berkas yang telah diajukan oleh warga, sebanyak 1.744 berkas telah dibayar 20% dengan nilai nominal Rp 102.271.923.464.

Dari 1.744 berkas, sebanyak 1,738 berkas sudah dilakukan Perjanjian Ikatan Jual Beli (PIJB) untuk pembayaran 30% dengan nilai nominal Rp 153.028.862.856, sedangkan sisanya sebanyak enam berkas belum dapat dilakukan PIJB karena masih ada sengketa antar keluarga dengan nilai nominal Rp 379.022.488.

Sunarso menambahkan, dalam hal ini Badan Pelaksana BPLS dan notaris terus melakukan fasilitasi terhadap para ahli waris, namun masih belum ada kesepakatan diantara para ahli waris.

Dia mengakui, BPLS belum berhasil mendesak PT Minarak Lapindo Jaya untuk menuntaskan tugasnya melakukan jual beli tanah dan bangunan warga di dalam Peta Area Terdampak.

Diakuinya, sejauh ini pekerjaan infrastruktur terkendala masalah sosial akibat PT MLJ belum menyelesaikan pembayaran ganti rugi tanah di desa Gempolsari. Untuk itu, tanggul penahan luapan lumpur belum bisa dibangun.

Dalam hal ini Sunarso juga mengakui progres penyelesaian pembebasan tanah berjalan lambat, khususnya tanah darat/kering belum dicapai kesepakatan seluruhnya karena masih terdapat beberapa pemilik yang belum dapat menerima besarnya nilai ganti rugi.

Selain itu, masih banyak kelengkapan administrasi yang kurang lengkap seperti, keabsahan surat tanah, keabsahan surat kuasa, domisili, sengketa ahli waris dan keberadaan surat asli, untuk Tanah Kas Desa (TKD) belum bisa direalisasikan seluruhnya karena masih dalam proses penentuan tanah pengganti.

[+/-] Selengkapnya...

KOMISI V PERTANYAKAN BANYAKNYA PERALATAN YANG TIDAK BERFUNGSI DI BMKG


26-Jan-2010
Komisi V DPR RI mempertanyakan banyaknya peralatan yang tidak berfungsi dibeberapa daerah terutama Automatic Rain Gauge (alat pendeteksi curah hujan). Padahal alat ini sangat penting untuk menginformasikan hal yang berhubungan dengan klimatologi.

Demikian disampaikan Anggota Fraksi PDI Perjuangan Sadarestuwati...pada Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beserta jajarannya, Selasa sore ( 26/1) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V H. Mulyadi (F-PD).

Saat meninjau langsung BMKG di Juanda Surabaya dan Karangploso Malang, Komisi V melihat peralatan-peralatan tersebut tidak berfungsi, sudah karatan dan bahkan tidak terawat sama sekali.

Namun anehnya, data mengenai curah hujan itu tetap dapat disajikan. “Kalau alat itu tidak berfungsi bagaimana BMKG dapat menginformasikan data yang akurat,” tanyanya.

Dia menambahkan, data akurat ini sangat penting dalam kaitannya dengan ketahanan pangan nasional dan menjadi acuan bagi petani mengetahui waktu yang tepat untuk mulai menanam dan mengetahui komoditi apa yang cocok ditanam dengan kondisi cuaca seperti itu.

Data akurat ini juga sangat berguna bagi petani, karena jika informasi itu salah akibatnya juga akan fatal. Seperti ketika petani baru akan mulai musim panen, tiba-tiba turun curah hujan yang tinggi yang berakibat banjir yang melanda dimana-mana, akibatnya para petani gagal panen dan mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya.

Melihat banyaknya peralatan yang rusak tersebut, dia minta BMKG mendata berapa banyak alat-alat pendeteksi curah hujan yang rusak. Sebaiknya, katanya, BMKG sudah merencanakan anggaran untuk mengganti peralatan tersebut, karena melihat kondisinya peralatan itu sulit diperbaiki lagi.

Sadarestuwati juga meminta BMKG untuk bekerjasama bersinergi dengan departemen terkait, karena dia melihat sendiri ada satu lokasi dengan dua alat yang sama fungsinya, tapi keduanya tidak berfungsi. “Ini kejadian luar biasa dua instansi berbeda yang mempunyai alat yang sama tetapi tidak dapat berfungsi,” ujarnya.

Senada dengan itu, anggota dari fraksi yang sama Lasarus menambahkan, memang banyak peralatan-peralatan yang dimiliki BMKG dalam keadaan rusak dan kurang mendapat perhatian untuk diperbaiki. Tentunya kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat BMKG menjadi sumber informasi penting untuk mengetahui kondisi cuaca.

Kepala BMKG Sri Woro B.Harijono menjelaskan, tahun 2010 BMKG mendapat pagu anggaran sebesar Rp 830,9 miliar, yang terdiri dari Rupiah Murni Rp 865,2 miliar termasuk didalamnya prakiraan penerimaan PNBP sebesar Rp 34,3 miliar.

Jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 977,8 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,5 persen.

Penurunan ini, kata Woro, semata-mata karena BMKG pada tahun 2010 tidak menerima pagu anggaran dari BA 999 (Pembiayaan lain-lain). Jika komponen rupiah murninya diperbandingkan, maka tahun 2010 ini alokasi anggaran BMKG mengalami kenaikan sebesar 4,5 persen, dimana Rupiah Murni pada tahun 2009 sebesar Rp 827,7 miliar.

Woro menambahkan, kenaikan yang hanya 4,5 persen ini terasa sangat berat bagi BMKG karena jumlah tersebut tidak cukup untuk menggantikan biaya gaji untuk para pegawai baru.

Apalagi, tambahnya, tahun 2010 ini BMKG telah memasuki masa-masa pemeliharaan untuk program-program prioritas nasional maupun lembaga.

Woro juga menyampaikan, mulai awal tahun 2010 dukungan operasional dan pemeliharaan dari Negara donor maupun dari provider telah berakhir masanya. Sehingga untuk menjamin kelancaran operasional System Early Warning selama 24 jam terus menerus perlu menjadi perhatian bersama.

Adapun biaya tambahan khusus untuk operasional dan pemeliharaan TEWS (Sistem Peringatan Dini Tsunami) diperkirakan sebesar Rp 82 miliar per tahun.

Dalam kesempatan tersebut, Woro mengajukan usulan penambahan anggaran dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 273,5 miliar. Jumlah tersebut akan digunakan untuk memenuhi kekurangan dan back-log yang tidak terpenuhi pada usulan anggaran yang telah diajukan sebelumnya.

[+/-] Selengkapnya...